TIMESpos.id, BANGKALAN - Pasar Ki Lemah Duwur, yang dulu menjadi salah satu pusat aktivitas ekonomi di Bangkalan, kini menghadapi masa-masa yang sulit. kini menghadapi masa-masa yang sulit, berada dalam bayang-bayang kesunyian. Sutriyeh, seorang pedagang kerudung dan sarung yang telah menghabiskan sepuluh tahun berjualan di pasar ini, menceritakan perubahan drastis yang ia alami.
Dulu, pasar ini ramai pengunjung, membuat pendapatannya bisa mencapai jutaan setiap harinya. Namun, sejak pandemi Corona melanda, keadaan berubah drastis.
"Biasanya dalam sehari bisa dapat jutaan, tapi sekarang hanya ratusan, kadang tidak ada pembeli sama sekali," ungkap Sutriyeh sambil merapikan dagangannya.
Ia melihat perilaku konsumen yang kini lebih memilih belanja online sebagai salah satu penyebab turunnya kunjungan ke pasar. Harapan Sutriyeh sederhana—pasar ini bisa kembali hidup dan ramai seperti dahulu.
Kehadiran Lukman Hakim, calon bupati Bangkalan nomor urut 1, di Pasar Ki Lemah Duwur menjadi momen penting bagi para pedagang.
Sutriyeh dan pedagang lain menyampaikan langsung keluhan dan harapan mereka kepada Lukman.
Mereka berharap, jika Lukman terpilih, ia bisa menemukan solusi bagi kondisi pasar yang semakin sepi, memperbaiki transportasi umum yang belum terintegrasi dengan baik, serta mendukung kebangkitan ekonomi lokal, terutama bagi para pedagang kecil.
Lukman mendengarkan keluhan mereka dengan seksama dan berjanji untuk tidak sekadar mendengar, tetapi juga bertindak.
"Pasar ini adalah jantung ekonomi Bangkalan. Kita harus pastikan roda perekonomian bergerak kembali, terutama bagi pedagang kecil seperti di Ki Lemah Duwur." ujar Lukman dengan penuh tekad, Jumat (27/9/2024).
Lukman berkomitmen untuk mengkaji integrasi transportasi dan memperbaiki mobilisasi masyarakat, agar pasar-pasar lokal bisa kembali menjadi pusat kegiatan ekonomi.
Dengan demikian, Sutriyeh dan para pedagang lain di Pasar Ki Lemah Duwur dapat kembali merasakan kesuksesan yang pernah mereka raih, membawa harapan baru bagi kebangkitan ekonomi Bangkalan.
Dengan keyakinan kuat, para pedagang pun menyematkan harapan besar pada Lukman Hakim. Mereka menanti saat di mana pasar ini kembali berdenyut seperti dahulu, menjadi tempat bertemunya pedagang dan pembeli dalam semangat kebersamaan ekonomi. ****
Posting Komentar